Banner Maker

Curt Cobain

"If you ever need anything please don’t hesitate to ask someone else first."
"Bila kamu memerlukan sesuatu, jangan takut untuk minta kepada orang terlebih dahulu"
Pelajaran yang bisa diambil: Jangan menyelesaikan masalah sendiri, selesaikan bersama teman.. Itulah gunanya teman

Pete Townshed - The Who

"Even as age humbles me, it feeds my arrogance. There’s still nothing that interests me as much as myself."
"Bahkan umur pun membuat saya rendah diri, umur memakan semua kesombongan. Saat masih tidak ada satu pun yang menarik bagi saya, kecuali diri saya"
Pelajaran yang bisa diambil: Kita gak boleh sombong, karena masih banyak yang lebih hebat dari kita, dan kita ini hidup di dunia punya waktu, gak selamanya..

Elvis Presley

"I dont know anything about music. In my line (of work) you don’t have to"
"Sebenarnya aku tidak tahu apapun tentang musik. Di cara kerjaku, kau tidak butuh tau itu"
Pelajaran yang bisa diambil: Jangan takut untuk mencoba hal baru, siapa tahu kamu memang berbakat di bidang itu

Ringo Starr - The Beatles

"Sebenernya ini pertanyaan ambigu, bisa berarti: Bagaimana rasanya di Amerika? atau Bagaimana kamu menemukan Amerika? Starr menjawab, Belok kiri saat di Greenland"
Pelajaran yang bisa diambil: Buatlah sesuatu jadi sesimpel mungkin tapi mengena dan terkenang oleh orang-orang

Ozzy Osbourne - Black Sabbath

"I got rabies shots for biting the head off a bat but that's OK, the bat had to get Ozzy shots."
"Saya terkena racun rabies saat menggigit kepala kelelawar.. Tapi jangan khawatir, kelelawar itu pasti terkena racun Ozzy"
Pelajaran yang bisa diambil: Selalu optimis kamu itu lebih baik daripada masalah yang kamu hadapi

Rabu, 30 Januari 2013

Dampak Positif Mandi Bagi Tubuh


Sungguh betapa agungnya Islam ini yang memperhatikan segala aspek kehidupan tidak terkecuali yang dianggap remeh oleh mereka bangsa barat seperti mandi. Ketika Rasulullah Muhammad SAW memerintahkan ummatnya untuk membersihkan seluruh badan dengan air, sampai abad pertengahan orang Eropa yang dianggap telah maju ilmu pengetahuannya belum mengetahui manfaat mandi. Bahkan mandi di sungai dianggap pelanggaran terhadap hukum.

Ketika jauh berabad-abad sebelumnya Islam mewajibkan memakai air untuk kebersihan dan Rasulullah tampil dengan teladan kebersihan jasmani dan rohani, 3000 kamar Raja-raja Spanyol yang diberi nama Excoriaal tidak ada satu pun yan mempunyai kamar mandi! Di tempat peristirahatan Raja Lodewyk XIV di Versailles hanya ada satu kamar mandi rendam, itu pun tidak pernah dipakai! Sementara Goethe dan Richard Wagner hanya menggunakan secangkir untuk menyeka badannya! Baru pada abad 19 lah manfaat pembersihan tubuh secara teratur mendapat penghargaan yang selayaknya.

Padahal mandi itu berharga sekali bukan hanya karena membersihkan, tetapi juga karena menguatkan kulit, menyegarkan badan, dan merangsang pencernaan dalam pertukaran zat. Menguatkan kulit adalah suatu kewajiban yang penting karena ia menghindarkan sejumlah penyakit seperti selesma, radang kerongkongan, radang paru-paru, batuk, radang selaput paru-paru, dan sebagainya. Satu-satunya cara menguatkan kulit yaitu dengan menyiraminya setiap hari dengan air dingin, dengan mana rangsangan terhadap kulit akan langsung mempengaruhi urat-urat darah dan otot-otot kulit. Membasahi kulit dada misalnya, akan merangsang pusat pernafasan di otak, menyebabkan penarikan nafas yang lebih dalam, mempercepat aliran darah, dan memanaskan organ seperti paru-paru, buah pinggang, hati, usus, dan sebagainya. Ini akan menghindarkan berbagai macam penyakit sebab pengeluaran zat-zat racun dari tubuh manusia dipercepat.

Selain itu, kulit adalah alat tubuh yang terbesar pada manusia. Luasnya lebih kurang dua meter persegi, beratnya 3 kg, mengandung 1/3 dari jumlah darah yang mengalir di tubuh kita. Setiap satu sentimeter persegi dari kulit mengandung dua aparat pencatat dingin, 12 pencatat panas, 3 juta sel, lebih kurang 10 helai rambut, meter urat darah halus, 100 kelenjar keringat, 3000 sel perasa, 4 meter urat syaraf dan 25 aparat pencatat tekanan. Kulit mempunyai beberapa alat penerima untuk perasaan sakit, rabaan, tarikan, tekanan, aliran udara di badan, panas, dingin, pancaran sinar-sinar gamma, rontgen, ultraviolet, kosmis, infra merah, UGK, diathermie, dan sebagainya. 

Rasulullah, adalah uswah hasanah dalam hal kebersihan. Insan ummi yang tak pernah membaca buku karangan bakteriolog Prof. Dr. Plinius yang menyebutkan bahwa pada air bekas cuci mulut terdapat tidak kurang 40 milyar bibit penyakit dari berbagai macam jenis, tetapi hampir tak pernah meninggalkan gosok gigi sehingga sempat berkata kepada sahabatnya, Setiap Jibril datang menemuiku, ditanyakannya apakah aku telah menggosok gigiku sehingga aku khawatir kalau-kalau gigiku menjadi rontok. Pada satu kesempatan Rasulullah mengatakan bahwa menyikat gigi bukan saja membersihkan mulut tetapi juga menyenangkan Tuhan. Menakjubkan, baru setelah 1250 tahun yaitu pada 1880 pemakaian sikat gigi menjadi umum.

Pakaian Rasulullah selalu bersih, tak pernah beliau masuk mesjid sebelum rambutnya tersisir rapi.Tuhan itu Maha Indah, Ia mencintaikeindahan kata beliau. Pernah suatu saat Rasulullah kembali dari luar kota menyuruh seorang kurir untuk memberitahukan kedatangannya kepada Ummul Mukminin. Ketika ditanya mengapa Rasul tidak pulang saja, beliau berkata Biar Ummul Mukiminin sempat berhias menyambut kehadiran rasulullah. Begitu tingginya beliau menghargai kebersihan, beberapa saat sebelum akhir hayatnya beliau sempat gosok gigi dan ketika dimandikan para Sahabat mendapatkan tubuh Rasulullah begitu harum sehingga Ali berkata Demi Ibu Bapakku, alangkah harumnya engkau di waktu hidup dan di waktu mati. Lain lagi dengan sahabat Anas, Belum pernah saya mencium bau yang lebih harum dari bau Rasulullah.

Subhanallah, dengan segala keindahan Islam yang Agung, tidakkah kita berusaha bergumul dengan keindahannya? Tidakkah bertambah keimanan kita terhadap Allah dan Rasul-Nya serta berusaha meneladani beliau? Wallahu a’ lam.

(Diceritakan kembali dari buku Sesungguhnya Dialah Muhammad SAW karya Idrus Shahab).

Minggu, 13 Januari 2013

Mengenal Diri


Dalam bertauhid pembahasan tentang hati merupakan agenda utama. Tujuannya agar bisa menghubungkan diri kepada Allah. Untuk itu perlu penyelarasan dari ilmu tauhid dan syariat yang sebelumnya (oleh kebanyakan orang) telah dipelajari. Dalam sebuah kata-kata hikmah (bagi sebagian ulama ini dikatakan sebagai hadits dari Rasulullah SAW), bahwa : 
"Man 'Arofa Nafsahu faqod 'Arofa Rabbahu", artinya : "Barangsiapa mengenal dirinya (nafsahu) maka ia akan mengenal Tuhannya". 
Begitu pentingnya mengenal diri karena pengenalan terhadap diri merupakan syarat mutlak untuk dapat mengenal Allah yang merupakan awalnya beragama.

Salah satu Sahabat yang kualitas batinnya terdidik langsung Rasulullah SAW, Imam Ali r.a. Tajjul Arifin (Mahkota Ilmu) mengatakan bahwa : "Awwaluddin Ma'rifatullah", artinya : “Awal dari agama adalah mengenal Allah". 

Bukan mengenal langit, bumi, bintang, jagat raya, alam semesta seisinya. Bukan mengenal ciptaan Allah tetapi mengenal Yang menciptakan. Bukan mengenal tanda-tanda kebesaran Allah, tetapi Yang punya tanda. Untuk dapat mengenal Allah kita harus mengenal diri (An-Nafs) terlebih dahulu. Dari sini akan dapat diketahui esensi diri yang sebenarnya dan merupakan awal dari seseorang beragama dengan haq. Pengenalan kepada diri merupakan kunci untuk mengenal Tuhan, bahkan tujuan pengetahuan itu sendiri adalah untuk mengenal diri. 

Diri manusia dapat dilihat secara inderawi dengan perilaku dan perangainya. Dari seseorang berperilaku, seseorang berperangai, merupakan cerminan dari hatinya. Sehingga untuk mengenal diri kita, kita harus memulainya dengan mengenal hati (qalb).

Kebanyakan manusia sering tidak menyadari realitas dirinya sendiri. Ia memandang tubuh fisiknya sebagai esensi dari dirinya sendiri dan lupa pada sifat abstrak dari hati spiritual. Manusia terlalu disibukkan dengan memberi makanan pada tubuh fisiknya untuk memenuhi hasrat-hasrat inderawinya, padahal sesungguhnya di tempat inilah ia harus menyiapkan bekal untuk hari akhir kelak.

Yang dimaksud hati dalam hubungannya hubungannya dengan Sang Pencipta adalah hati ruhaniah. Hati jenis inilah yang merasa, mengetahui serta mengenal. Disebut pula hati latifah (yang halus) atau hati Robbaniyyah karena ia berhubungan dengan sifat-sifat ketuhanan. 

Hati inilah yang merupakan tempat untuk mengenal Allah (ma’rifatullah) agar dapat beriman kepada Allah. Ma’rifat yang merupakan ilmu pengenalan terhadap Allah, tidak mungkin dapat dilakukan jika kita tidak mengenal hati dan tidak mengetahui dimana letak hati (qalb). Dalam literatur barat sendiri penggunaan istilah-istilah seperti heart, soul, spirit, mind, dan intellect sering campur aduk ketika berbicara mengenai persoalan-persoalan yang berhubungan dengan konsep jiwa.
"... Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu ..." (QS. 49:7)
"...karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu, ...". (QS. 49:14)
"...Mereka itulah orang-orang dimana Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka ..." (QS. 58:22) 
Bahkan lebih dari itu, dalam hadits Qudsi dikatakan: "...Tidak akan cukup untuk-Ku bumi dan langit, tetapi yang cukup menampung-KU hanyalah hati (qalb) hamba-Ku yang mukmin".

Maka dengan hatilah, seseorang dapat merasakan iman, dengan hatilah seorang hamba dapat mengenal Rabb-nya.

Hati yang halus itulah hakikat manusia yang dapat menangkap segala rasa, dan ia mengetahui serta mengenal segala sesuatu. Hati inilah yang jadi sasaran pembicaraan, yang akan disiksa, dicerca dan dituntut. Karena eratnya hubungan antara hati jasmani dan hati rohani itu, sehingga kebanyakan akal manusia menjadi bingung untuk membedakannya. Hubungan kedua hati itu seperti halnya sifat dengan jisim yang disifati, atau seperti benda yang dijadikan perkakas dengan sifat perkakasnya. 

Seseorang tidak mudah untuk mengatakan bahwa dia telah beriman sebelum mengetahui ilmu tentang hati. Sebagaimana pengakuan orang Arab yang mengatakan bahwa dirinya telah beriman tetapi langsung dibantah oleh Allah SWT. 
“Orang-orang Arab Baduwi itu berkata : “Kami telah beriman”. Katakanlah (kepada mereka) : “kamu belum beriman, tetapi katakanlah “kami telah tunduk”, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu, dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasulnya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun amalanmu..” (QS. Al-Ahzab : 14). 
Hatilah yang diterima disisi Allah, apabila ia selamat atau terhindar dari hal-hal selain Allah dan sebaliknya, ia pula yang terhijab atau terdinding dari Allah, apabila ia tenggelam dalam-hal-hal selain Allah. Hatilah yang akan dituntut, dijadikan sasaran pembicaraan dan cercaan dan ia pula yang berbahagia dengan mendekat kepada Allah. Akan menanglah orang yang mensucikan hatinya dan sebaliknya ia akan kecewa dan celaka jika ia mengotori serta merusak hatinya.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More